- (PENERIMAAN SANTRI DAN SISWA/I BARU) TAHUN AJARAN 2023/2024
- INFORMASI PSSB (PENERIMAAN SANTRI DAN SISWA/I BARU) TAHUN AJARAN 2022/2023
- Milad Pon Pes Pancasila yang Ke 29 Tahun, Media Pancasila Mengajak Seluruh Alumni dan Warga PP Panca
- Penyambutan Ust Bantu dari Lirboyo Kediri dan Pengenalan Program Pesantren Santri Baru 2021
- Ahlan Wa Sahlan, Pon Pes Pancasila Sambut Kedatangan Santri Baru
- Hadapi Imtihan Akhir Semester, Santri Pondok Pesantren Pesantren Pancasila mengharapkan Hasil yang T
- Harapan Warga (Pelatih) Pencak Silat, Usai Pelaksanaan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT)
- PERSEPSI SANTRI BUTA TEKNOLOGI
- Gelar Meriah, Peringatan Isra\' Mi\'raj dan Pengumuman Pemenang Lomba VISCO Nusantara 2021 PP Panc
- DIADAKAN RUTIN, SAMBANGAN PONDOK PESANTREN PANCASILA
DIADAKAN RUTIN, SAMBANGAN PONDOK PESANTREN PANCASILA
Lembaga Pers Santri

Gambar : Doc. Pers/ Sambangan wali santri
Salatiga-Pondok Pesantren (PonPes) Pancasila Salatiga adakan sambangan rutin setiap Minggu di lapangan SMK Pancasila Minggu ( 07/03/2021), Rabu (10/03/2021).
Sambangan tersebut dihadiri oleh banyak wali santri santri, khususnya wali santri kelas 7 Mts Pancasila Salatiga dari berbagai macam daerah.
Kegiatan berlangsung mulai dari jam 10.00-15.00 WIB berjalan dengan lancar walaupun diguyur hujan deras.
Hasni Widodo (43) selaku wali santri kelas 7 Mts Pancasila Salatiga merasa anaknya banyak berubah kearah yang lebih positif dan berharap PonPes Pancasila kedepannya lebih maju dan jaya selamanya.
“Saya dari awal sudah kenal dengan mendiang Beliau (Alm. Abah Kyai. Muhlasin ). Maka saya sudah paham betul karakternya. Setelah anak say dipondokkan di sini banyak sekali perubahan yang yterjadi padas ikap anak saya, dan saya berharap Pon Pes pancasila ini kedepannya lebih maju dan selalu jaya, jaya, dan jaya.” Tuturnya.
Rustiyono (40) sebagai wali santri kelas 9 Mts Pancasila Salatiga mengatakan sambangan yang dibagi sebulan sekali menurut kelasnya masing-masing itu tidak masalah.
“Nak aku santé wae mas, wes teko manut peraturan pondok, karo manut dalane dalane. Ora ketemu anake setahun yo ora papa,” ungkapnya.
Di akhir Bapak Rustiyono menambahkan lagi suatu motivasi bahwa mondok itu tidak harus milik orang pintar ilmu agamanya, tetapi yang terpenting adalah sikapnya rendah hati, tidak sombong, dan tidak berbohong. (Monazar, Fahruddi/red)